Pondok Pesantren Nurul Ulum Blitar

Nama: Annisa naila muna
Absen: 29
NIM    :12305183064
“Pondok Pesantren Nurul Ulum Blitar”


Pondok pesantren Nurul Ulum didirikan sejak tahun 1994, tepatnya pada tanggal 20 Juni 1994 dibawah pengelolaan Lembaga Pendidikan Maarif NU Cabang Kota Blitar. Berada di jalan yang sangat strategis penghubung Sampang-Pamekasan, tepatnya di Jalan Agus Salim No. 3 Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Pondok Pesantren Darul Ulum konon sudah ada sejak masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

Kiai Haji Su’adi selaku Ketua Yayasan sekaligus putra dari sang pengasuh pondok pesantren, menuturkan bahwasanya ponpes tersebut telah ada sejak 1940-an. Sebelum menjadi pondok, diceritakan Kiai Haji Madani sang pendiri pertama kali ‘morok’ di sebuah langgar kecil miliknya yang sekarang sudah menjadi mushalla besar. Langgar kecil itu menjadi cikal-bakal berdirinya pondok pesantren ini.
Sepeninggal Kiai Madani pada tahun 1942, pondok pesantren yang merupakan salah satu pondok tertua di kawasan Sampang kota itu dipimpin oleh menantu beliau yakni Kiai Haji Zayyadi sampai tahun 1994. Sekarang ponpes diasuh oleh Kiai Haji Mas’ud sebagai generasi ketiga sekaligus ayahanda dari Kiai Su’adi.

sesuai namanya, Nurul Ulum yang bermakna cahaya ilmu, diharapkan benar-benar menjadi representasi terhadap ilmu yang diperoleh agar benar-benar menjadi cahaya bagi kehidupan para santri kelak. Sama seperti pondok pesantren pada umumnya, kegiatan pondok pesantren tersebut dimulai sekitar jam 3 dini hari, dengan melaksanakan kegiatan shalat tahajjud dan dzikir bersama sampai waktu subuh tiba. Selain itu, ada program prioritas di pondok pesantren itu, seperti program Tahfidz, bahasa Arab, dan Ilmu Nahwu. Dan juga setiap santri yang masuk diwajibkan hafal juz 30 atau yang lebih dikenal dengan  Juz‘Amma.

Pendirian Pondok Pesantren ini sebenarnya sebagai respon atas tuntutan masyarakat yang menghendaki penyelenggaraan pendidikan yang memadukan pendidikan pesantren dan pendidikan formal tingkat SLTA. Sekolah formal bagi setiap santrinya yaitu  madrasah aliyah, juga madrasah diniyah di waktu sore harinya. Program ekstrakulikulernya pun beragam, yakni pencak silat, hadrah, al-banjari, mesin jahit, seni tilawah, komputer dan memasak. Hal tersebut dilakukan agar menunjang kemampuan santri selain belajar tentang ilmu agama.

Tuntutan masyarakat tersebut didasarkan adanya kekhawatiran sebagian orang tua atas semakin meningkatnya kenakalan remaja akibat pengaruh lingkungan masyarakat yang kurang kondusif. Orang tua berharap, dengan menyekolahkan anak di sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren akan dapat meminimalisir berbagai kemungkinan dampak negatif lingkungan pergaulan yang kurang kondusif tersebut.
Didirikannya pondok pesantren ini juga tidak terlepas dengan keberadaan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) NU Blitar yang menurut aturan pada waktu itu mensyaratkan siswa/siswinya tinggal di asrama pondok pesantren.
Tujuan diselenggarakan pondok pesantren yang dipadukan dengan pendidikan formal Madrasah Aliyah Keagamaan ini untuk mewujudkan generasi muslim beriman, bertaqwa  berpengetahuan luas, memiliki ketrampilan dan mandiri, sehingga siap hidup di era yang sesuai dengan zamannya.
Sejak dibuka tahun pelajaran pertama sampai dengan akhir tahun pelajaran 1995/1996 penyelenggaraan pendidikan MAK NU Blitar dilaksanakan di gedung lama, Jl. Semeru 11 Kota Blitar. Sementara asrama siswa berada di Pondok Pesantren Bustanul Mutaallimin Dawuhan Blitar.
Kemudian mulai tahun pelajaran 1996/1997, karena tuntutan perkembangan pondok, maka kegiatan pendidikan Pondok pesantren beserta Madrasahnya diselenggarakan di lokasi gedung baru di Jl. Ciliwung 52 Kepanjen kidul Kota Blitar. (Sekarang Jl. Ciliwung 56 Kepanjen kidul Kota Blitar).
Seiring dengan tuntutan jaman, maka pada tahun 2005 Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar telah membuka satuan pendidikan yang baru yaitu MTs Maarif NU. Sehingga saat ini di pondok pesantren Nurul Ulum Kota Blitar ini, terdapat 2 lembaga formal, yaitu Madrasah Aliyah Maarif NU dan Madrasah Tsanawiyah Maarif NU yang jumlah santri keseluruhan +1000 santri. Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, Pondok Pesantren Nurul Ulum, MA Maarif NU dan MTs Maarif NU Blitar berusaha mengetrapkan secara penuh suatu jenis pendidikan terpadu, yaitu semua siswa tinggal di asrama (boarding school system). Dengan sistem asrama ini, siswa mengikuti kegiatan pendidikan dalam tiga alokasi waktu, Intra Pagi, Intra Sore dan Diniyah Malam.
Pondok Pesantren nurul ulum ini beserta madrasahnya menempati areal tanah waqaf NU seluas 8084 m2,  memiliki prasarana gedung 1 ruang pimpinan pesantren/kepala madrasah, 1 ruang guru dan TU, 17 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium Komputer, 1 ruang Musholla, 1 ruang UKS,  Komplek asrama Putra, Komplek asrama Putri, 20 WC/Kamar Mandi dan 2 rumah pengasuh,
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren ini sendiri mempunyai Pelindung, yakni PCNU Kota Blitar, lantas Pengelolanya merupakan Lembaga Pendidikan Maarif NU Cabang Kota Blitar, Pembinanya yakni Kyai Imam Sughrowar, Kyai Muzayyin , Kyai Ahmad Abdul Ghofur. Direktur Perguruan sendiri adalah Kyai Badaruddin, Wakil Direktur 1 : Ustad Baharuddin, Wakil Direktur 2 : Ustad Zaenuri, Wakil Direktur 3 : Ustad Al-Jaini. Sekretaris Perguruan merupakan Ustad Badrul Huda, bendahara Perguruan adalah Ustad Ubaidillah Muzaqi, Kepala MA adalah Ustad Wahid Musthofa, Kepala MTs adalah Ustad Anang Priadi. Sedangkan bagian madin yang pertama Kepala Madin Wustho adalah Kyai Nasruddin Mubin, yang kedua Kepala Madin Ula adalah Kyai Sabiqunnama. Kalau Pengasuh Asrama Putra yakni Ustad Saiful Huda dan juga Pengasuh Asrama Putri yakni Ustad Arif Rachman Hakim.
Untuk catatan Kegiatan santri nurul ulum sendiri, Santri diwajibkan berpuasa senin kamis. sehingga tidak ada sarapan di hari senin kamis, melainkan sahur setelah jama’ah sholat tahajud. Kecuali bagi santri yang berhalangan untuk berpuasa. Istighosah dan tahlil Dilaksanakan pada setiap malam jum’at ba’da sholat Isya’. Sedangkan kegiatan madrasah diniyah diliburkan. Ceramah oleh Abi Setiap malam jum’at ba’da jama’ah sholat maghrib Kegiatan oleh divisi pendidikan setiap Dilaksanakan setelah kegiatan istighosah dan tahlil. Kegiatan ini merupakan kegiatan bergilir 34 malam Jum’at pada setiap minggunya.
Minggu pertama adalah sholat tashbih, minggu ke-dua adalah wirid rotibul hadad, minggu ke-tiga adalah penampilan minat bakat dari santri peminatan bahasa, minggu ke-empat adalah sholawat diba’. Jika ada minggu ke-lima, maka kegiatannya adalah wirid rotibul hadad. Kegiatan santri peminatan tahfidz Setoran hafalan ke ibu pengasuh setiap pagi dan sore (boleh memilih).
Sema’an setiap hari Minggu ke-tiga Kegiatan santri peminatan bahasa Setoran hafalan kosakata bahasa Arab / Inggris dua minggu sekali Mahkamah (hukuman) pada hari Jum’at bagi santri yang melanggar peraturan bahasa Penampilan minat bakat satu bulan sekali pada malam Jum’at Hukuman membaca alQur’an Dilaksanan oleh santri yang melanggar peraturan di waktu ba’da sholat shubuh, ba’da sholat ‘ashar dan ba’da sholat isya’ Musyawarah / rapat Musyawarah pengasuh dan pendaming di setiap malam Sabtu ba’da maghrib Musyawarah pengasuh dan pengurus di setiap 35 malam minggu ba’da sholat Isya’. Wirid Hayyatul Awal Dilaksanakan pada setiap sore menjelang maghrib oleh sebagian santri Dilaksanakan oleh pengasuh dan sebagian santri pada setiap malam jum’at ba’da kegiatan dari divisi pendidikan Ekstra kurikuler Dilaksanakan pada hari jum’at, sabtu, minggu. Tepatnya ba’da dhuhur, sore, malam. Kecuali hari minggu, bisa dimulai dari pagi.
 Hari sambangan Hari sambangan adalah hari minggu ke-4 di setiap bulan. Namun, pada bulan Maret 2018 hari sambangan dirubah di hari minggu ke-2. Kegiatan hari Minggu pagi Olahraga (senam / jalan-jalan) Ro’an (bersih-bersih pondok) Kegiatan kepengurusan IPPNU Banyak macam kegiatan yang dilaksanakan, misalnya adalah diklat / seminar, peringatan hari besar Islam / Negara, perlombaan dan pentas seni. Untuk waktu pelaksanaanya menyesuaikan dengan kegiatan pondok dan madrasah. Pengajian Ahad Wage Mengikuti kegiatan pangajian rutinan Ahad Wage di Masjid Agung Kota Blitar. Begitulah kegiatan sehari-hari yang meliputi keseharian dari santri nurul ulum. Banyak dari santri sendiri merasa puas dan merasa beruntung karena dapat menjadi bagian dari keluarga pesantren nurul ulum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Mesir : Tokoh Dibalik Tradisi Syawalan di Durenan Trenggalek

SEJARAH PERADABAN ISLAM MASUK DI KABUPATEN MADIUN

Sejarah Perkembangan Islam Di Jombang