JEJAK SYEKH SUBAKIR di BLITAR Warga Blitar tentunya sudah tidak asing ketika mendengar nama “Syekh Subakir”, Secara turun temurun masyarakat Jawa percaya bahwa Syekh Subakir merupakan penyiar islam pertama di pulau Jawa. Di Blitar, tepatnya di derah Penataran masyarakat mempercayai sebuah makam yang berada di dekat Candi Penataran itu makam seorang ulama Syekh Subakir. Makam itu pula yang menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Makam Syekh Subakir di kelurahan setempat. Subikhan (47) tidak bisa menjelaskan mulai kapan sebuah makam yang dipercayai sebagai makam Syekh Subakir itu mulai ada di kampungnya. Sejak ia dilahirkan pada 1971 silam makam itu sudah ada di kampungnya. Bahkan, makam itu sudah berdiri zaman kakek buyutnya. “Kalau mulai tahun kapan berdirinya, saya tidak tahu. Sejak saya lahir makam itu sudah ada. Cerita turun temurun dari orang-orang tua di sini, makam itu dipercayai makam Syekh Subakir. Tapi sebagian lagi menyebutnya petilasan karena di tempat lain juga ada makam Syekh Subakir,” kata Subikhan yang sekarang menjadi Ketua Takmir Masjid Makam Syekh Subakir, itu.. Menurut Babad Tanah Jawa, Syekh Subakir merupakan pembuka masa Islam di Tanah Jawa sebelum Walisongo. Syekh Subakir adalah salah seorang ulama Wali Songo periode pertama yang dikirim khalifah dari Kesultanan Turki Utsmaniyah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Nusantara. Konon, Syekh Subakir adalah seorang ulama besar yang telah menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara. Maka itu, wajar ada beberapa makam atau petilasan Syekh Subakir di Jawa. Selain di Blitar, makam atau petilasan Syekh Subakir juga ada di Gunung Tidar, Magelang. Cerita rakyat yang berkembang, dulu Syekh Subakir menumbali tanah Jawa di puncak Gunung Tidar. Gunung Tidar dianggap sentral atau saka-nya tanah Jawa. Ada cerita setelah berhasil membuka siar Islam di tanah Jawa, Syekh Subakir kembali pulang ke negara asalnya Persia. Terlepas dari itu, makam maupun petilasan menjadi jejak Syekh Subakir dalam menyiarkan Islam di tanah Jawa, termasuk di Blitar. Seperti yang diceritakan Subikhan, secara turun temurun masyarakat Blitar mempercayai Syekh Subakir pernah menyebarkan Islam di Blitar. Hal itu dibuktikan dengan makam Syekh Subakir yang ada di kampung itu. Bapak dua anak itu hanya ingat, dulu hanya ada satu bangunan saja di lokasi, yakni bangunan makam Syekh Subakir. Bentuk bangunannya juga masih sederhana berupa gubuk. Tetapi, kala itu, sudah banyak masyarakat yang berziarah ke makam itu. Pada sekitar tahun 1980-an, baru ada renovasi bangunan makam. Bangunan makam yang awalnya hanya berupa pilar kayu dengan atap genteng diganti dinding batu bata. Karena banyak orang yang berziarah ke makam itu, masyarakat setempat juga menambah sebuah bangunan langgar atau mushala di samping makam. Pada tahun 1993, musala itu berkembang menjadi masjid sampai sekarang. “Jumlah jamaahnya terus bertambah, akhirnya dijadikan masjid. Kala itu hanya mengubah tempat imam saja. Makam itu sebagai cikal bakal berdirinya Masjid Makam Syekh Subakir,” ujar Subikhan. Tahun kemarin (2017), Masjid Makam Syekh Subakir direnovasi total. Bangunan masjid lama dibongkar total dan rencananya diganti bangunan baru. Proses pembangunan masih berjalan., tampak sejumlah pekerja sedang mengecor pilar-pilar masjid. Ada 36 pilar masjid yang sudah berdiri meski belum sempurna. Rencananya, Masjid Makam Syekh Subakir dibangun dua lantai. Dari gambar maket yang dipasang di depan masjid bangunan masjid yang baru terlihat megah. Luas bangunan juga ditambah empat meter dari luas awal sekitar 90 meter persegi. Selain makam syekh yang diyakini sebagai makam Syekh Subakir,di daerah penataran juga terdapat makam yang disebut dengan Makam Syekh Sentono Dhowo. Makam Syekh Sentono Dhowo merupakan makam para murid-murid dari Syekh subakir yang memilih tinggal dan berdakwah di wilayah Penataran Blitar. di dalam kompleks makam Syekh Sentono Dhowo tokoh yang dimakamkan, yaitu Syaikh Badrul Alim dan Syaikh Badrul Zaman serta Makam Syaikh Badruddin. Ketiga tokoh yang dimakamkan di Paseban Makam “Syeh Sentono Dhowo” Utara Candi Penataran, Nglegok, Blitar merupakan sahabat Syaikh Subakir . Dan konon, tokoh ke­4 nya dimakamkan di Puncak Gunung Gedang Blitar, Para peziarah Makam “Syeh Sentono Dhowo” di utara Candi Penataran tidak hanya dari kaum Islam saja, tetapi juga berasal dari berbagai agama dan aliran apapun. Yang berziarah ke makam tersebut terkadang menggunakan busana muslim, Kejawen, Arab, Cina, Nasional, Hindu, Buddha, itu tidak masalah. Paseban Makam “Syeh Sentono Dhowo” mulai dibangun tahun 1984, saat gencar­gencarnya peristiwa Petrus. Menurutnya, pembangunan itu juga atas petunjuk para kiai berikut, antara lain: 1. Mbah Kyai Dimyathi Baran, Selopuro, Blitar 2. Mbah Kyai Salamun Sawahan, Kanigoro, Blitar (murid dari Mbah Kyai Dimyati Baran) 3. Mbah Kyai Jaelani Jengglong, Lodoyo, Blitar (murid dari Mbah Kyai Dimyathi Baran dan Mbah Kyai Abbas Fakih Sekardangan) 4. Mbah Kyai Abu Naim Kandangan 5. Mbah Kyai Joyo Ngalim (murid dari Mbah Kyai Abu Naim Kandangan) 6. Mbah Kyai Ahyar Klece 7. Mbah Kyai Yusuf Sanankulon. Konon ketika mau membangun makam Syekh Subakir, beberapa dari para kyai tersebut menyatakan bahwa kalau ingin membangun makam Syekh Subakir (yang berada di Blitar ,tepatnya di utara candi penataran), seharusnya ziarah dahulu ke makam Syekh Sentono Dhowo. Dari sinilah, akhirnya mereka mencari Paseban Makam “Syeh Sentono Dhowo.” Tugas UAS Sejarah Peradaban Islam Nama : Yusuf Mahmudi (12305183048) Kelas : KPI 1-B

Komentar

  1. Titanium Quartz | Aesthetic | TITanium Art | Titanium
    Titanium Art is a microtouch titanium unique design made with ffxiv titanium nugget iron oxide. This titanium body jewelry unique aluminum titanium nitride gun coating alloy is enriched with precious ceramic vs titanium curling iron stones.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Mesir : Tokoh Dibalik Tradisi Syawalan di Durenan Trenggalek

SEJARAH PERADABAN ISLAM MASUK DI KABUPATEN MADIUN

Sejarah Perkembangan Islam Di Jombang